Natala Ketua Fraksi PDIP DPRD Karawang GERAM, Pertanyakan Kepastian Efisiensi Anggaran Bukan BUNTEL KADUT

Natala kembali menegaskan, kalau hanya bicara efisiensi gampang, buntel kadut lalu potong selesai. "Tapi jangan sampai anggaran kedinasan terpotong sedangkan anggaran ke Sekdaan-nya nih nggak kepotong, kan tahu anggaran besar itu ada di Sekda, misalkan Makan Minum dan belanja langsung dan tidak langsung, makanya kami ingin tahu laporannya, jangan sampai pos-pos penting terdelete atau tidak," bebernya.

Karawang,suratberita.id – Natala Sumedha, S.E., Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Karawang, yang juga Anggota Badan Anggaran (Banggar) meminta kepastian efisiensi anggaran yang dilakukan oleh Pemerintahan Kabupaten Karawang sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) di Gedung Pemda Karawang usai rapat Paripurna DPRD Karawang. Jum’at, (7/2).

Mengingat akan hal tersebut,  Inpres muncul setelah pembahasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025.

“Nah kemarin beberapa hari yang lalu itu kan terkait efisiensi dilakukan oleh Sekretaris Daerah (Sekda). Saya hanya meminta kepastian saja, sekarang kan diberlakukan efisiensi, persetujuan itu juga kan sudah dilakukan dari awal oleh DPRD, maka kami meminta kepada Sekda dan jajaran efisiensi itu harus dilaporkan kepada kami jangan hanya “BUNTEL KADUT” (diglobalkan_red),” ungkap Natala usai rapat Paripurna DPRD Karawang.

DPRD ingin mengetahui berapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang di efisiensi.

“Biar ada kejelasan karena ini kan sudah ketuk palu, jadi kami inginnya kalau memang itu ada instruksi mendadak terkait efisiensi informasikan kepada kami.” Tegas Natala.

Natala mengatakan, bilamana terkait efisiensi DPRD tidak mengetahui secara detail, ia mengkhawatirkan ada beberapa anggaran yang menurut Sekda tidak penting tetapi menurut DPRD penting ternyata terpotong.

“Makanya di rapat sidang Paripurna meminta kepada pemkab untuk segera pembuatan laporan kepada kami,” tambahnya.

Lebih lanjut Natala menyebutkan, karena efisiensi ini beda dengan masa covid.

“Ini harus direposisi  dianggaran perubahan 2025, jangan sampai nanti apa yang jadi target RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) sementara RPJMD belum diumumkan tapi anggaran sudah dipotong, belum ada sinkronisasi,” tegasnya.

“Makanya dari itu, kami minta TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) membuat laporan kepada kami, agar kita bisa tahu mana saja posting-posting yang menurut Sekda di efisiensi tapi urgensi nya sampai dimana, jangan sampai efisiensi, tapi tidak dilihat urgensinya,” jelasnya.

Natala menegaskan, DPRD menginginkan efisiensi itu dilakukan sesuai inpres tapi urgensinya harus menjadi prioritas.

“Yang mana kalau bukan prioritas RPJMD silahkan di efisiensi, begitupun sebaliknya jika prioritas RPJMD jangan dipotong donk,” ucap Natala.

Dikatakan Natala, meskipun terkait efisiensi sudah disampaikan secara lisan kepada pimpinan DPRD tetapi secara surat belum menerimanya.

“Kami minta bukan secara lisan tetapi secara tertulis, sehingga kita tahu RKPD mana saja yang dikurangi kemudian anggaran OPD mana saja yang dikurangi, jadi semuanya biar clear,” tegas Natala.

Natala kembali menegaskan, kalau hanya bicara efisiensi gampang, buntel kadut lalu potong selesai.

“Tapi jangan sampai anggaran kedinasan terpotong sedangkan anggaran ke Sekdaan-nya nih nggak kepotong, kan tahu anggaran besar itu ada di Sekda, misalkan Makan Minum dan belanja langsung dan tidak langsung, makanya kami ingin tahu laporannya, jangan sampai pos-pos penting terdelete atau tidak,” bebernya.

Karena waktu itu kita sudah sepakat 2025 anggaran harus begini loh, ternyata kan harus efisiensi berdasarkan Inpres,” pungkasnya. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *