Desa Mulyasari Mauludan Dengan Penuh Keriangan

240

Ket. Foto Muludan Dengan Penuh Keriangan diisi oleh penceramah seorang Pelawak KH. Akri Patrio dari Jakarta.

Karawang, suratberita.id – Desa Mulyasari kecamatan Ciampel, Karawang, menggelar peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1444 Hijriyah, senin (14/10/2022) dengan diisi oleh penceramah seorang Pelawak KH. Akri Patrio dari Jakarta.

Tidaklah berlebihan jika Kepala Desa Mulyasari, bapak Haji Margono, Amd, mengundang Da’i sohor itu, lantaran selain sang Da’i itu piawai memakai idiom-idiom kocak, mengalir alami serta menggunakan bahasa keseharian rakyat – bagaimana melihat sisi kehidupan dijalani dengan apa adanya namun serba diisi spiritiual, mengaplikasikan ajaran agama secara rileks, namun penuh penghayatan; serba “ngaji” akan tetapi terkesan wajar dan penuh keriangan.

H. Margono Kepala Desa Mulyasari dalam sambutannya di acara maulid nabi Muhammad SAW

Acara yang digelar di halaman kantor Kepala Desa Mulyasari itu tentu saja tumpah ruah dengan antusiasme warga, tua muda juga anak-anak. Dan sambutan dari bapak Kepala Desa bermuatan penyuluhan bagi warga mengenai program-program desa; Haji Margono menekankan betapa pentingnya pendidikan untuk warga terutama pendidikan agama sejak dini, dan sejauh mana peran orang tua turut mengawal anak-anaknya dan bersilaturahmi, berkomunikasi dengan para guru sekolah juga guru mengaji; begitu pula pentingnya kesehatan: jasmani serra lingkungan dimana kita tinggal.

Peringatan Maulid yang sederhana itu juga dihadiri oleh para jajaran Pemerintahan Desa selain Binmaspol dan Babinsa serta Karang Taruna Desa Mulyasari, Bapak Camat Ciampel beserta Sekcam, para pini Sepuh dan tentunya keamanan terkendali atas kekompakan Linmas (Hansip) setempat.

Para jamaah menghadiri acara maulid nabi Muhammad SAW di desa Mulyasari

Sang Kyai muda, Akri Patrio tentu saja bikin sumringah para hadirin khususnya kaum Ibu, dimana pesan-pesan yang dibungkus jokes, satir, atawa secara blak-blakan ala nyablak Betawian sesekali diselingi bahasa Sunda logat Banten, lagi-lagi bikin ger jamaah perempuan, dan bahwa sebuah “kelahiran” – sebuah generasi pada ibu-lah bertumpu. Maka tak pelak jika ‘sorga berada di telapak kaki ibu’, dan tentunya Sang Nabi Besar Junjungan umat muslim, lahir untuk Rahmatan Lil Alamin, perdamaian dunia serta kasih sayang sesama manusia. (JB/tim)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here