Ket. Foto H. Toto Suripto, S.E., SH., M.H. Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Barat/Anggota DPRD Kabupaten Karawang
Karawang,suratberita.id – H. Toto Suripto, S.E., SH., M.H. Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Barat/Anggota DPRD Kabupaten Karawang yang biasa disapa Kang Haji Toto menilai Presiden RI Joko Widodo sudah cukup bijak dan benar adanya terkait pembahasan penolakan ibu kota negara (IKN) dalam percakapan WA grup TNI-POLRI.
Presiden RI memberikan peringatan agar percakapan WA Grup TNI-Polri didisiplinkan termasuk terkait pembahasan penolakan ibu kota negara (IKN) sangat viral di jagad maya baru-baru ini.
Kang Haji Toto menilai, “Presiden sudah cukup bijak dan benar adanya. TNI-POLRI harus menjadi panutan, tauladan bagi seluruh warga masyarakat Indonesia” ungkapnya.
Diduga banyaknya Pernyataan Pro- Kontra di Grup WA TNI-POLRI mengenai penolakan IKN yang sudah di SAH kan oleh Pemerintah, “sikap demikian sangatlah tidak lazim, karena kita sebagai warga masyarakat Indonesia mengharapkan dan menjadi keharusan TNI-POLRI menjadi garda terdepan menjaga keutuhan negara republik Indonesia” ucap Kang Haji Toto.
“Tidak boleh sedikitpun adanya golongan atau institusi yang masuk merongrong ke tubuh TNI-POLRI. Kita selaku warga Negara Indonesia berpedoman kepada TNI-POLRI tentang keutuhan negara RI serta terkait hukumnya pun ada dibawah naungan institusi kepolisian” tambahnya.
Adanya kegaduhan di grup WA TNI-POLRI tersebut sangat disayangkan dalam negara RI tercinta ini, “mau jadi apa dalam Negara ini!!!” Ujar Kang Haji Toto.
Kepada TNI-POLRI diharapkan bisa membersihkan orang-orang yang sekiranya akan menjadi benalu serta orang-orang yang berafiliasi merongrong Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Panglima TNI, KASAD, Kapolri dan Para petinggi TNI-POLRI harus selektif menyeleksi anggota TNI-POLRI yang akan bertugas/sudah bertugas maupun penerimaan anggota baru TNI-POLRI” tambahnya pula.
Apalagi diduga seorang Ibu Persit mengundang ceramah ustad/ustadzah radikal itu sangat mengerikan. Saya sepakat kepada Ir. H. Jokowi Presiden RI agar ketika ada kegiatan keagamaan harus berdasarkan instruksi kesatuan masing-masing.
“Saya berharap setidaknya banyak anggota TNI-POLRI yang paham dan mengerti tentang agama. Pencermah itu saja gunakan diinstitusi TNI-Polri agar bisa memberikan ceramah pencerahan seperti ahli sunnah waljamaah yang berpedoman dan berfikir tentang kesatuan RI supaya tidak digoyahkan oleh siapapun sehingga menjadi contoh/tauladan yang baik kepada yang lainnya” tutup Kang H. Toto.
Saya tegaskan kembali, TNI-POLRI harus kuat tidak tergoyahkan oleh rongrongan dari siapapun serta dari manapun yang membuat kekacauan di Negara Kesatuan RI ini.
Salah satu contoh Densus 88 serta Inteligen TNI-POLRI perlu kita apresiasi yang sudah berjuang, berkorban demi keutuhan dan keamanan Negara RI Tercinta kita ini.
Jangan dinodai jerih payah teman-teman kita Densus 88 dan inteligen yang sudah melakukan kajian dan pemantauan yang sekiranya merongrong keutuhan Negara Kesatuan RI tercinta ini.
“Dan yang harus diingat, TNI-Polri itu kan bergerak atas dasar perintah. Wajib patuh dan loyal pada perintah atasan. Jika keberatan sekalipun, perintah tetap harus dilakukan dulu baru bisa mengajukan keberatan. Itu aturan mainnya,” tutup Kang H. Toto.
Dokumentasi. Menuju Senayan