Ket : Paojan MS,SE.,M.Akt, Ketum Forsika, Rilis Berita Terkait Penanganan Covid – 19.
Karawang,suratberita.id – “Pandemi Covid 19 yang belum bisa diprediksi kapan akan beralhir, telah melumpuhkan tatanan ekonomi masyarakat dan Negara, Perekonomian yang berbasis Industri dan mobilitas massa nyaris tidak bergerak dan sekarat terpapar Covid 19” ungkap, Paojan MS,SE.,M.Akt, ketua umum Forsika, sesuai rilis berita disampaikan via WhatApp pada pihak redaksi media online dan majalah suratberita.id, Senin pagi, (28/6).
Lanjutnya, hal ini ditandai dengan banyak PHK, penerapan WFH yang hampir diatas 50 persen, serta terbatasnya jam operasi mall dan pasar, yang berdampak turunnya omset penjualan perusahaan dan sektor bisnis lainnya, Lalu akan seperti apa kedepannya.
Menyoal Pandemi Covid 19 yang tidak kunjung usai, mendapatkan Perhatian khusus dari Akademisi Senior dan juga Ketua Umum dari Organisasi Perkumpulan Forum Sinergitas Karawang yang biasa di singkat FORSIKA, Paojan MS,SE.,M.Akt.
Atas meningkatnya jumlah penderita positiv Covid 19 dari berbagai Cluster Saya berkesimpulan bahwa kita hrus terbiasa beradaftasi dengan Covid 19. Perkuat imunitas tubuh dg pola hidup yg sehat, perbanyak makan buah dan vitamin, patuhi prokes dg 5M dan Vaksinasi, Ini sebenarnya cara Tuhan untuk memperbaiki eko sistem alam, “pesan singkatnya Industri bukan satu-satunya cara kita untuk mencapai kepuasaan ekonomi, ada sektor pertanian, perikanan dan peternakan yg bisa di jadikan roh perekonomian kita. Sdah saatnya kita meninggalkan jakarta dan pulau jawa yg mulai tidak bersahabat. Kita bisa memulainya di tempat lain seperti kalimantan, sulawesi dll yang secara ekosistem alam lebih menunjang” terangnya.
Menurut Paojan, sekali lagi ini adalah cara Tuhan untuk menyeleraskan keseimbangan ekosistem alam, “persoalan lain yg perlu saya soroti adalah kinerja Satgas Covid 19 yg cenderung tidak tepat. Menurut Saya Satgas covid 19 harus berbenah, harus di isi tidak hanya oleh nakes dan TNI/polri. Tapi semua pihak yg terkait dengan fundamental ekonomi Indonesia. Satgas Covid juga bukan penentu semuanya” tegasnya.
Karena pada hakekatnya, masih kata Paojan, hanya badan ad hock yang bersifat sementara, “tugasnya lebih kepada koordinasi dg pemerintah pusat dan daerah dalam penanganan pandemi covid 19. Eksekusinya ditetap kembalikan kepada penyelenggaraan pemerintah dipusat dan daerah (termasuk para kepala dinas)” jelasnya.
Fenomenanya menjadi rancuh sekarang ini karena kepala daerah dipastikan adalah kepala/ketua satgas, sehingga terjadi benturan antara fungsi koordinasi dan fungsi intruksi, “sehingga ini akan mempengaruhi struktur pemerintah di bawanya” ujar Paojan MS via chatt kepada awak media di sela-sela kesibukannya sebagai Dosen dibeberapa Perguruan Tinggi.
Persoalan lain yang dilakukan oleh Satgas Covid 19 dan Pemerintah dalam penanganan Covid lebih mengedepankan kepada tabulasi data statistik penyebaran Covid 19 misalnya penetapan zona (merah, kuning dan hijau berapa yg sembuh, berapa yg meninggal, hal ini sebenarnya hanya akan menambah panik masyarakat yg pada akhirnya berpotensi pada meningkatnya angka kematian covid 19.
Seharusnya satgas covid dan pemerintah fokus juga dengan upaya pencegahan, “misalnya memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penting nya Prokes untuk pencegahan Pandemi Covid 19, gunakan APBD/N yg longgar, mulai batasi pola pencegahan dg lock down (PSBB atau sejenisnya) yg juga sama-sama menguras APBD/N). Perkuat edukasi Prokes” tegas Paojan.
Paojan Katakan, berikan program ke media dengan iklan-iklan yang menyejukan, yang cenderung menguatkan motivasi masyarakat untuk meninggalkan Covid 19, “bila perlu kurang pemberitaan tabulasi data covid yang cenderung meningkat, permudah elemen masyarakat untuk mengakses program vaksinasi gratis tidak hanya TNI dan Polri, tapi ormas juga bisa berpartisipasi” tandasnya. (red)