Ket : Pondok Pesantren Solusi Pendidikan di Masa Pandemi Covid 19.
Karawang, suratberita.id – Pagi-pagi sekali saya sudah disuguhi pemberitaan tentang pergerakan Covid 19 yang cenderung naik beberapa hari ini. Lonjakan covid ktanya di picu oleh mobilitas sosial masyarakat yang mulai meningkat akhir-akhir ini.
Parahnya lgi isu merebaknya varian covid 19 varian baru dari India, katanya sdah sampai kudus, DKI dan Bangkalan. Pada saat Saya baru menyelesaikan pemberitaan covid 19.
Seorang teman telpon dan mengeluhkan tentang situasi yg buruk terjadi pada anaknya. Sejak kebijakan Lock down yang di ikuti dengan kebijakan penutupan tempat umum, termasuk sekolah yg sampai saat ini belum dibuka.
Anak teman saya sudah tidak lagi menjalankan aktifitas sekolah walaupun daring online. Kerjaanya tidak jauh-:jauh dari hp tpi bukan untuk belajar tapi untuk.maen games, seabrek permainan Games ia kuasai. Termasuk games yg sedang booming saat ini, yaitu jenis games FIF.
Menurut penuturanya anaknya sdah keracunan games tersebut. Sampai lupa makan, belajar atau mengerjakan tugas ataupun mengaji di ustadz yg tidak jauh rumah. Lebih ngeri lagi prilaku anaknya kasar, sering minta duit bukan untuk jajan seperti anak seusianya tapi untuk beli coin games. Teman saya sdah kehabisan akal bagaimana mengatasinya perubahan prilaku anaknya.
Sampai-sampai ia posting di group WA menulis minta tolong agar Bupati Karawang bisa mengeluarkan kebijakan membatasi jam tayang games tersebut. Syukur-syukur kalau Bupati bisa menutup perwmedaran games virtual tersebut. Karena menurutnya jenis games tersebut menganggu sekali untuk perkembangan pendidikan anaknya.
Apa yg terjadi pada teman saya. Saya kira potret sosial yg terjadi saat ini di hampir seluruh pelosok Nusantara bahkan Dunia. Setelah pemerintah menutup Sekolah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid 19.
Sejak itu anak-anak kita, sudah tidak terlihat lagi di Sekolah. Mereka terisolir di rumah, hak belajarnya mungkin bisa terpenuhi walaupun tidak maksimal, dengan cara pembelaharaan jarak jauh atau daring.
Tapi haknya sebagai pribadi untuk berinteraksi dg teman-temanya nyaris tidak ada kecuali dg keluarga dan tetangganya itupun sangat terbatas sekali. Pertanyaan kita sampai kapan mereka harus bertahan seperti sekarang.
Anak-anak kita adalah calon pemimpin bangsa, calon pemimpin birokrasi, calon pemimpin perusahaan, calon profesional, calon entrepreneur. Mereka harus berkembang secara mental dan intelektual. Solusinya harus ada institusi pendidikan yang bisa membuat mereka berkembang.
Semenrara Sekolah kita saat ini tidak bergerak, model pendidikan berbasis online yg harapkan sebagai solusi justru menambah masalah baru
Saya telepon seorang teman yg kebetulan pejabat di sebuah dinas kesehatan karawang, kami berdiskusi banyak tentang pandemi covid 19. Akhir pembicaraan di telepon sy sampaikan kenapa kita tidak menitipkan Anak-anak kita di Pondok Pesantren saja.
Khususnya pondok pesantren salap. Sepertinya pondok pesantren sudah terbukti lbh berhasil membentuk kepribadian atau akhlak anak-anak kita, ketimbang pendidikan formal yg cenderung membentuk skill.
Menurut Saya Pondok Pesantren pola pendidikanya lebih cocok di masa pandemi covid 19 ini,santri cenderung lbh nurut pada guru/kyai, sehingga protokol kesehatan relatif nudah di ikuti mereka , dan biasanya para santri itu sudah terbiasa menyatu dg alam bebas. Sehingga dengan sebsirinya akan membentuk antibodi mereka lebih kuat.
Diskusi yg sederhana tapi menurut Saya cukup bisa diterima oleh akal sehat kita. Pembelajaraan online tidak hanya tidak berhasil dalam hal akademik tetapi juga tidak bethasil dari pengembangan diri siswa. Bahkan menimbulkan masalah baru. Seperti butuhnya ketersedian HP dan stabilnya jaringan.
Saya kira Ponpes menjadi alternatip pendidikan anak-anak kita, ditengah-tengah ketidakberdayaan Sekolah menghadapi pandemi Covid 19. Ada banyak ponpes di sekitar kita, kita daftar anak-anak kita agar terhindar dari proses pembodohan akibat pandemi,
“Salam Sinergitas”**
Penulis : Ketua Umum FORSIKA
Forum Sinergitas Karawng.