Karawang, suratberita.id– Beredarnya vidio penurunan patung kuda putih yang berdiri di depan kantor Desa Pasirkamuning Kecamatan Telagasari Kabupaten Karawang memantik beragam komentar dari beberapa kalangan. Banyak yang menilai negative. Namun tidaklah demikian dengan tanggapan dan pernyataan Tim Pemenangan Didin Mahrudin. Mereka yang menamakan diri “Balad bule” merasa optimis bahwa penurunan patung kuda putih itu sebagai wujud tindakan untuk menghindari menguatnya pemujaan terhadap symbol kuda tersebut. Faktanya “kuda putih” dijadikan icon politik pilkades kemarin diberbagai tulisan (spanduk, baliho, kaos, stiker) yang menunjukkan calon kades Gamar.
“Kalau dibiarkan, ya nanti perseteruan politik pilkades akan terus berkembang, Kenapa begitu, kuda putih kan icon Gamar. Sedangkan kita kan ingin membangun desa dengan kebersamaan, bukan hanya oleh pendukung Didin saja, atau pendukung Gamar saja. Semua harus berpartisipasi. Soal efek perbedaan pilihan, kan itu sudah biasa. Jadi icon-icon golonga harus dihapus. Sebab Pasirkamuning adalah milik warga Pasirkamuning”. ungkap Jaja ( 27/04).
Menurut Jaja, patung kuda itu akan diganti dengan symbol lain, yang bisa menggambarkan kehidupan sehari-hari warga Pasirkamuning. Kabarnya sibol padi dan petani mendominasi perencanaan itu, karena sebagian besar warga desa Pasirkamuning bekerja di sector pertanian.
Lebih jauh Jaja juga mempersoalkan pembangunan patung kuda itu yang dibangun pada masa pemerintahan Kepala Desa Oman Komarudin yang katanya dari anggaran APBD Tahun 2017. Menurutnya, pembuatan patung kuda itu biayanya misterius alias tidak jelas, sebab pada RAB tidak ada pembiayaan pembuatan patung kuda. Yang ada ialah Pembangunan Pagar Taman Desa.
Sumber lain tentang pembiayaan pembuatan patung kuda putih tersebut diperoleh dari seorang warga Desa Pasirkamuning yang juga aktivis dan jurnalis, Asep Saepudin (Benk Stalone) yang mengiyakan bahwa ketika itu (2017) Oman Komarudin mengaku kepada empat orang wartawan yang mengkonfirmasi bahwa dana pembuatan patung kuda putih itu berasal dari kantong sendiri, meski Oman juga mengaku ada tambahan dari BanGub.
‘Iya ngakunya begitu didepan 4 wartawan di kantor desanya. Saya lupa lagi hari dan tanggalnya, yang jelas tahun 2017”, jawab Asep ketika dikonfirmasi tentang unggahan facebooknya. (SUL}