Telagasari – suratberita.id- Tak terlalu banyak orang tahu di wilayah Desa Kalibuaya, tepatnya di Dusun Tamiang ada sebuah sumur yang airnya tek pernah kering. Meski letaknya di pinggir kali (apur) yang terkadang air apur itu mengecil bahkan kering, air di sumur itu tetap ada. Itu keistimewaannya, sebagaimana dituturkan oleh Bah Datim, sang penjaga “situs” budaya yang disebut itu. Sumur itu disebut Sumur Mangkung. Tidak diperoleh informasi yang valid mengenai pemberian nama tersebut.
Sumur itu terletak di tanah pribadi Bah Datim sebagai warisan para orang tuanya. Disamping sumur dibangun sebuah bangunan semi permanen ukuran 3 x 4 meter yang digunakan untuk tempat Bah Datim menerima para tamu, dan sekaligus tempat pengunjung melakukan ritual.
“Seueur nu datang unggal malem Jumaah sok aya nu ngahaja ngadon tawasulan didieu,” (banyak yang datang tiap malam Jumat yang sengaja untuk melakukan ritual tawasulan). ujar Bah Datim mengawali pembicaraan dengan wartawan suratbertita (Selasa,26/1) di lokasi Sumur Mangkung.
Dengan panjang lebar Bah Datim menjelaskan berbagai hal mengenai sumur itu, dari asal usul sampai kekeramatannya. Menurutnya, tidak sedikit yang datang ke tempat itu untuk sekedar mandi bahkan minum air sumur itu, bahkan banyak yang membawanya pulang, tentu dengan tujuan-tujuan yang bermacam-macam.
“Ada yang menyampaikan terima kasih ke Abah, karena setelah mandi dengan air dari sumur Mangkung itu dapat jodoh, ada pula yang setelah mandi di sumur itu usahanya menjadi maju.” Bah Datim menjelaskan dengan bangga.
Ketika ditanya tentang perbuatan tersebut bisa berakibat syirik menurut Agama Islam, Bah Datim mengatakan bahwa semua itu sangat tergantung kepada Allah, apakah Allh mengabulkan niat mereka yang datang atau tidak.
“Kabeh ge kumaha dikabul jeung teu di kabulna pan Allah nu boga kawasa,” kilahnya.
Di tempat terpisah seorang tokoh Agam Islam di wilayah itu yang jati dirinya tidak mau dipublikasi menyampaikan agar kita menghindari dari perbuatan-perbuatan yang mengakibatkan kepada syirik, termasuk berharap berkah dari air sumur itu.
‘Pendapat saya situs budaya itu patut dipelihara dan dikembangkan sebagai sebuah situs budaya, untuk pembelajaran bagi generasi berikutnya tentang budaya kita, kemudia bisa mengambi;l manfaat ekonomi bagi warga sekitar. Yang saya khawatirkan warga dan pengunjung salah menempatkan sehingga sumur itu dianggap bisa memberikan sesuatu yang sesungguhnya hanya Allah SWT yang dapat memberikan.” ujar tokoh tersebut di rumahnya ( Rabu,27/01)
Reporter : KS.