Karawang, suratberita.id – Tak kenal maka tak sayang, pepatah itu cocok untuk mengawali perjumpaan kita kali ini, terkait dengan wisata kebon Jatidipala kita kupas dulu sejarah awal tempat wisata ini dan kenapa dinamakan Jatidipala, demikian disampaikan Ade Wahyu yang akrab disapa kang Dewa, Ketua Bumdes Sumberjaya Sekaligus penggagas dan kreator berikut sebagai pengelola wisata Kebon Jatidipala, pada suratberita mengawali kata perjumpaannya baru-baru ini.
lanjutnya, terbersit untuk membuat tempat wisata itu, dikarenakan keinginan merubah citra kampung halamannya, yang dikenal keras, “bahkan dicap negara beling atau golek beureum (merah)” ucap kang Dewa.
“Menjadi sebuah daerah yang banyak dituju orang karena potensi daerah, keramahan serta kenyamanannya” tegasnya.
Ade Wahyu katakan, berdasarkan temuannya, lewat kepariwisataan pula dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi di desa yang dapat membangkitkan kesejahteraan masyarakat, tidak ketinggalan pula,” lewat kepariwisataan akan mampu meningkatkan kreativitas dan wawasan, khususnya untuk para pelaku serta umumnya untuk masyarakat sekitar” paparnya.
Adapun mengenai nama Kebon Jatidipala, “adalah merujuk kepada topografi dari lokasi tersebut yang berupa kebun dari pepohonan jati” ungkapnya.
Lebih jauh dari itu, ternyata nama Jatidipala mengandung makna yang sangat dalam berupa harapan dan ajakan dari kang Dewa, “agar kita senantiasa mengingat kepada jatidiri dan asal siapa kita sebenarnya” ujarnya.
masih kata kang Dewa, karena menurut cerita sejarah, Dipala itu sendiri adalah nama sebuah daerah yang ada di wilayah Kecamatan Tempuran ini jauh sebelum nama Tempuran itu sendiri tersematkan, “jadi secara kesimpulan, Kebon Jatidipala ini adalah manifestasi dari sebuah bentuk perjuangan dan syiar dakwah yang metode-nya berupa kepariwisataan” pungkas Ade Wahyu. (hal/red)